REKONSTRUKSI JEPANG PASCA GEMPA DAN TSUNAMI
11
MARET 2011
Jepang merupakan salah
satu negara maju yang berada di kawasan Asia Timur. Namun demikian, secara
geografis Jepang terletak di kawasan yang sering dilanda gempa. Untuk mengatasi
hal tersebut Jepang tetap membangun peradabannya dengan sangat maju. Bisa kita
lihat dari gedung yang didesign tahan terhadap gempa. Hal tersebut teruji
ketika Jepang dilanda gempa hingga kekuatan Sindo 7 atau setara dengan 8,8
skala richter.
Dari beberapa sumber
dapat disimpulkan bahwa, kebanyakan korban jiwa disebabkan oleh tsunami yang
terjadi pasca gempa terjadi, sedangkan gempa tidak menimbulkan korban yang
begitu banyak jumlahnya. Jika dianalisa ada beberapa faktor yang menyebabkan
hal tersebut, diantaranya adalah:
1.
Jepang menerapkan sistem pendidikan
terhadap gempa sebagai bentuk kesiapsiagaan apabila gempa terjadi secara tiba-
tiba.
2.
Gempa terjadi pada tanggal 11 Maret 2011
pukul 13.46. pada waktu ini kebanyakan dari warga Jepang berada di kantor atau
sekolah masing- masing. Hal ini dapat memberi keuntungan, karena di pekantoran,
sekolah dan fasilitas umum lainnya memiliki sistem peringatan apabila gempa
terjadi sehingga masyarakat dapat menyelamatkan diri.
3.
Gedung yang dibangun memiliki standar
tahan terhadap gempa, sehingga dengan demikian korban yang disebabkan oleh
gempa dapat dikurangi.
Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya bahwa kebanyakn korban disebabkan oleh tsunami yang
terjadi. Bangunan dan fasilitas lainnyapun ikut terbawa arus tsunami yang
terjadi pada waktu itu. Namun begitu banyak pelajaran yang dapat kita contoh
dari Jepang dalam merekontruksi daerahnya, diantaranya adalah:
1.
Jepang tidak terlarut saat bencana menimpanya
sehingga dapat bangkit dengan cepat
2.
Semangat bergotong royong untuk kembali
bersama- sama membangun daerahnya.
Setelah dua tahun
terjadinya gempa dan tsunami, Jepang sudah mampu bangkit dari keterpurukan. Dapat
kita lihat kerusakan yang diakibatkan okeh gempa dan tsunami sudah tidak begitu
tampak, dan ini patut untuk dijadikan pelajaran bagi kita untuk tidak berlarut
dalam kesedihan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus