Sabtu, 15 Februari 2014

Gurindam Minang

Berakhirnya rezim orde baru merupakan awal dari era reformasi bagi bangsa Indonesia, maka dimulailah kehidupan reformasi dengan tujuan Indonesia lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai cara dilakukan, salah satunya adalah merubah system pemerintahan yang awalnya sentralisasi menjadi desentralasasi atau yang lebih dikenal dengan otonomi daerah. Otonomi daerah bertujuan agar setiap daerah dapat mengembangkan daerahnya sendiri dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk mencapai kesejahteraan daerahnya masing- masing dengan kata lain masing daerah dituntut unutk dapat menjadi mandiri. Ini merupakan usaha untuk memajukan Indonesia secara keseluruhan dengan cara memajukan setiap daerah yang ada di dalamya. Seperti yang disampaikan Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie, “kesuksesan besar merupakan kumpulan dari kesuksesan- kesuksesan kecil.

Kurang lebih 16 tahun Indonesia beranjak meninggalkan masa orde baru dan 69 tahun Indonesia telah bertambah dewasa bebas dari belenggu penjajahan. Namun, hingga saat ini Indonesia belum beranjak dari zona degradasi Negara berkembang. Mari kita bandingkan dengan Negara tetangga yang beberapa tahun lebih muda dari Indonesia. Mereka sudah mulai meniti jalan untuk meuju Negara maju, sementara kita masih berbenah dengan berbagai permasalahan yang tak kunjung terselesaikan. Maka sudah waktunyalah kita adakan evaluasi besar- besaran dengan melihat kebobrokan bangsa yang terjadi selama ini.

Melihat fenomena di atas, maka patutlah kita bertanya pada diri sendiri. Apakah kita telah memberikan kontribusi positif terhadap bangsa Indonesia? Penulis mencoba melihat persoalan ini dari sudut pandang sebagai masyarakat Sumatera Barat, karena Sumatera Barat tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. Jika kita lihat lagi ke belakang, maka akan kita dapati Payakumbuh yang merupakan bagian dari Sumatera Barat dipillih mejadi Ibukota Republik Indonesia saat terjadi Agresi Militer. Ditetapkannya Payakumbuh menjadi Ibukota Negara pada masa itu, memliki arti bahwa Sumatera Barat memegang peranan strategis sehingga ditetapkan sebagai ibukota ngara pada waktu itu.

Jauh kita lihat lagi ke belakang, kita akan menemukan sosok pahalawan- pahlawan nasional yang lahir dari tanah Minangkabau, sebut saja Tuanku Imam Bonjol yang gigih memperjuangkan tanah Minangkabau yang direbut penjajah dengan mempersatukan kaum adat dan kaum agama. Moh. Yamin yang namanya tidak asing lagi di tanah politik Indonesia yang juga ikut serta membangun konstitusi Indonesia yang tetap kita jadikan pedoman berbangsa dan bernegara hingga pada saat ini. M. Hatta putra asli Minang yang dipercaya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sama halnya apabila kita ingat Buya Hamka yang dikenal dengan tafsirnya Al- Azhar, Syekh Burhanudin Al-Minangkabawi yang merupakan satu- satunya orang yang luar golongan bangsa Arab yang menjadi imam besar Masjidil Haram.

Semua tokoh tersebut merupakan tokoh yang besar karena ditempa di lingkungan yang benar- benar mempersiapkan mereka untuk menjadi besar, yakni Minangkabau. Jika kita lihat lebih jauh alam dan lingkungan di Minangkabau merupakan tempat yang ideal untuk membentuk jiwa yang berkarakter dan berjiwa besar. Karena Minangkabau dikelilingi bukit barisan dan diapit beberapa gunung, menjadikan alam Minangkabau berudara sejuk cocok untuk lahan pertanian dan juga ideal sebagai tempat pendidikan. Falsafah yang selalu dijunjung tinggi masyarakat Minangkabau “adat basandi syarak, sarak basandi kitabullah”, membuat rasa keislaman kental bagi masyarakat Minangkabau.
Sekarang di manakah posisi Minangkabau di mata nasional? Apakah masih merupakan daerah strategis sebagai acuan pembangunan nasional? Atau hanya sekadar dipandang sebagai daerah penghasil makanan terlezat di dunia? Melalui tulisan ini diharapkan dapat membawa kembali tanah Minangkabau menjadi daerah strategis pembangunan bangsa Indonesia.

MINANGKABAU SAAT INI
Siapa yang tak kenal Minangkabau? Daerah dengan budaya yang khas, alam yang indah, serta berbagai keunikan yang tak dimiliki bangsa lain, ada di Minangkabau. Minangkabau saat ini masih menjadi perhatian dunia. Dari Minangkabaulah lahir tokoh agama, nergarawan, dan berbagai tokoh besar lainnya yang membawa pengaruh pada bangsa Indonesia.

Kita lihat Minangkabau saat ini, budaya khasnya mulai terkikis seiring dengan berndendangnya alunan budaya dari luar, seoarang mamak (paman) yang dahulunya sangat disegani dan sangat dihormati kini mulai dibawa oleh angin lalu sehingga sang kemenakan tak lagi mengenal siapa orang tuanya setelah orang tua kandungnya. Anak gadis lambat laun tak lagi mengenal sosok Bundo Kanduang yang bersahaja karena termakan oleh budaya tak tahu dari mana asal usulnya. Rumah Gadang yang dahulunya menjadi lambang keperkasaan Minagkabau mulai lapuk dimakan usia. Minangkabau yang dahulunya menjadi tujuan wisata utama karena keunikan budayanya kini tetap menjadi tujuan wisata namun hanya sekedar menikmati alamnya yang rupawan titipan dari Sang Maha Kuasa. Lunturnya budaya Minangkabau dapat kita rasakan dari sepinya surau (mushalla) yang dahulunya menjadi basis kekuatan Minangkabau, semakin jarang kita lihat pemuda Minangkabau memainkan kesenian Minangkabau, semakin kurangnya pemuda yang bangga akan daerahnya Minangkabau.

Hal ini terbukti jika kita tanya pemuda Minangkabau akan pegetahuan mereka akan budaya mereka sendiri. Demikianlah sekilas gambaran Minangkabau saat ini. Namun, siapakan yang harus mempertanggung jawabkan semua ini? Apakan Pemerintah Daerah? Bupati atau Walikota? Atau ninik mamak? Jawabnnya adalah kita semua yang merasa dirinya merupakan darah Minangkabau, kita yang mencintai Minangkabau tidak hanya sekedar tempat bernaung namun mencintai Minangkabau seperti ia mencintai dirinya sendiri. Dengan demikian kita kembali mempunyai kekuatan untuk membuat Ranah Minang menjadi ranah yang disegani dan diperhitungkan di mata nasional dan internasional.

MINANGKABAU CHALLENGE
Sebagai bangsa yang telah ada semenjak ratusan tahun yang lalu dan bangsa yang telah membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat secara global, Minangkabau dituntut untuk dapat menyikapi secara dewasa segala ancaman yang mulai menggorogoti kedaulatannya. Kita lihat ancaman yang dihadapi Minangkabau tidak hanya budaya namun hingga sector ekonomi sekalipun. Jika kita lihat secara nasional, pemerintah pusat memiliki program yang dinamakan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan MP3I. Dalam program tersebut pemerintah pusat menetapkan berbagai daerah yang dinilai mampu menunjang percepatan pembangunan nasional sehingga dijadikan prioritas dalam pembangunan Nasional.

Namun Sumatera Barat tidak dijadikan sebagai prioritas, sedangkan Sumatera Barat merupakan daerah dengan sumber daya yang beragam, mulai dari kebudayaan hingga pada lahan pertanian dan pertambangan. Hal tersebut hendaknya menjadi evaluasi bagi kita sebagai masyarakat Minangkabau. Tantangan Minangkabau semakin ke depan akan semakin berat dan mengancam berbagai bidang, jika kita telah menyadari hal itu hendaknya kita mempersiapkan diri lebih dini agar lebih siap menghdapi tantangan yang akan semakin berat ke depannya.

Selain tantangan- tangan yang menanti di depan mata, Sumatera Barat juga memiliki peluan yang dapat menunjang kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Sumatera Barat dikarunai alam yang begitu indah sehingga jika ini dimanfaatkan dengan baik maka akan dapat menjadi kekuata bagi Sumater Barat. Tidak hanya itu, Sumatera Barat juga memiliki kebudayaan yang yang unik sehingga dapat menarik bagi siapa saja yang datang ke Sumatera Barat. Dan banyak lagi peluang- peluang yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. Dengan memanfaatkan peluang- peluang yang ada, dengan sendirinya Sumatera Barat dapat berdiri secara mandiri.

STRATEGI PEMBANGUNAN
Seperti judul pada subbab ini, “pembangunan”. Pembangunan jika kita tarik asal katanya, maka akan kita temui akar kata pembangunan berasal dari kata bangun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangun berarti jaga dari tidur. Jika kita hayati kata ini, bangun memiliki arti kembali melakukan akifitas setelah beristirahat. Begitupun pembangunan yang akan dilakukan, pembangunan Sumatera Barat merupakan proses membangun kembali Sumatera Barat agar dapat berjaya seperti yang telah dilakukan oleh pendahulunya, bahkan lebih berjaya lagi.

Sumatera Barat memiliki berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menunjan proses pembangunan tersebut. Mulai dari sumber daya alam, budaya, hingga sumber daya manusia yang ada di Sumatera Barat dirasa mumpuni untuk melakukan pembangunan di Sumatera Barat.

Jika kita lakukan analisa SWOT dalam menganalisa pembangunan yang akan dilakukan Sumatera Barat. Sumatera Barat memiliki kekuatan yang lebih daripada kelemahan yang ada pada Sumatera Barat itu sendiri. Dan berbagai peluang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi segala macam ancaman yang mengancam.

Sekarang permasalahnnya adalah komitmen untuk melakukan pembangunan tersebut. Pembangunan tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja, atau pemuka masyarakat saja. Tetapi pembangunan akan berhasil jika didukung dari berbagai elemen masyarakat. Mulai dari pemerintah hingga warga sipil. Dan system pembangunanpun juga harus dengan system yang terintegrasi dengan baik. Sumatera Barat memiliki system pemerintahan yang sangat baik yang telah dibentuk dan disusun oleh para pemuka- pemuka masyarakat Minangkabau pada dahulunya. Kita mengenal istilah pengulu, manti, malin dan dubalang yang semuanya mempunyai fungsi masing- masing. Selain itu Minangkabau juga memiliki perangkat nagari yang saling bekerjasama untuk membangun serta menjaga Minangkabau. System pemerintahan seperti ini telah ada sebelum Indonesia merdeka. Ini merupakan nilai tambah bagi Minangkabau.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Minangkabau memerlukan peran dari seluruh elemen masayarkat untuk dapat menjalankan roda pemerintahan Minangkabau sehingga Minangkabau dapat kembali berjaya

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Sumatera Barat memiliki banyak peluang untuk kembali bangkit. Namun yang perlu digaris bawahi adalah untuk berjaya dan untuk kembali bangkit tidak akan bisa jika hanya dilakukan oleh beberapa orang atau sekelompok orang saja. Namun pembangunan dapat berhasil jika semua elemen yang terlibat dapat bekerja sama untuk melakukan pembangunan. Dengan demikian diharapkan syair- syair Minang dapat kembali menjadi susunan gurindam yang dapat mengalun ke suluruh negeri


DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Makk, A.Makmur.Satu Menit Pencerahan Habibie.2013. Depok
Padang Ekspres
www.sumbaronline.com

Selasa, 04 Februari 2014

KERINGAT

Ini percakapanku dengan seorang teman yang baru satu bulan ini kukenal. Sore itu sudah waktunya keluar pabrik, namun beliau belum pulang. Ya kami sama- sama belum belum pulang. Bedanya beliau belum pulang karena menjalankan amanah, sedangkan aku belum pulang karena hasrat duniawi. Karena itulah percakapan ini terjadi: 

Bapak : Sudah shalat ashar Pak Alif? (Walaupun ia lebih tua tujuh tahun dariku, namun ia selalu memanggilku dengan panggilan Bapak, sebuah penghormatan bagiku, mungkin inilah salah satu janji Allah yang akan meninggikan derajat orang yang ”berilmu”, karena sang Bapak berpendidikan hingga SLTA, dan beliau menghormatiku yang kebetulan seorang mahasiswa atau lantaran wajahku yang terlihat tua???? Sang Bapak membuatku galau.....) 

Saya : sudah Pak (Kebetulan saya shalat lebih awal lantaran takut ketinggalan bus jemputan,,, Ah... sebuah ketidakikhlasan yang sulit kutinggalkan) 

Bapak : yo wes... saya shalat dulu y.... 

Saya : kok keringatan pak????? Tanyaku menghentikan langkahnya (sebagai seorang team leader, pekerjaannya tak menuntutnya untuk bekeringat, pekerjaannya hanya memantau anggotanya untuk bekerja dengan baik, jabatan ini ia dapatkan setelah tujuh tahun bekerja banting tulang di pabrik ini, namun kali ini ia harus bekeringat) 

Bapak : iya pak, anggota banyak yang gak masuk, jadi saya harus menggantikan tugas mereka (sang Bapak harus menggantikan anggota yang tidak masik, lagi- lagi karena BANJIR……. tugasnya adalah mensuplay part2 dengan cara mendorong setiap pallet yang datang dari supplier agar produksi tidak berhenti)

Saya : wah lembur dong Pak??? 

Bapak : Iya Pak Alif, gak pa2 namanya juga sudah tugas jadi ya harus dikerjakan. Itung2 nambah ibadah dan tambahannya juga buat anak istri koq Pak Alif… jawabnya sambil tersenyum dan berlalu meninggalkanku yang masih berkutat dengan kesibukan duniawi….. 

Pikiranku terbang jauh ke sebuah desa di pulau diseberang lautan sana. BAPAKKU…. Mungkin ini sekelumit perjuangan yang dialami Bapakku untuk berjuang membesarkan dan mendidik anak- anaknya. Aku terdiam…. Tak banyak bicara… dalam hatiku bertanya jauh ke masa depan “Bisakah aku bisa menjadi setegar Bapak???”, “Terima kasih Pak!!!”.