Maaf, Anda Terlalu Banyak Bicara!!!
Reformasi…….. kata ini
sering dikumandangkan seiring jatuhnya era pemerintahan Soeharto. Namun seraya
seringnya kata ini dikumandangkan apakah sang vokalis menyadari akan makna yang
terkandung di balik kata ini??? Ya, saya rasa sang vokalis obral memahami makna kata ini sebagai kesempatan
untuk menunjukan eksistensi diri dan atau kelompok mereka sebagai pernyataan,
bahwa siapapun berhak untuk eksis dalam kancah kekuasaan yang bancah akan
pemujaan pada sang penguasa.
Apapun mereka jual demi
satu kata, “Pemimpin”. Mereka pikir dengan menjadi pemimpin, mereka dapat
memperoleh kesenangan karena apapun yang mereka rencanakan dapat terwujud
dengan mudah karena kekuasaan ada di tangan mereka. Tapi apakah mereka
menyadari bahwasanya kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban? Apakah
mereka tahu bahwa nasib umat berada di tangan mereka? Lantas berani menjual
janji- janji tak pasti bahkan berani mendahului takdir Tuhan dengan mengucapkan
kata pasti.
Bosan dengan
mengomentari pemimpin. Coba sesekali lihat ke bawah, rakyat yang seharusnya
menghormati pemimpin mereka malah balik menghujat pemimpin yang telah mereka
pilih. Cacian, hinaan, terlontar ketika terjadi kesemrawutan karena pemimpin tidak
mampu mengatasi masalah. Mereka pikir pemimpin adalah dewa? Bung, pemimpin
bukanlah dewa, salah jika Anda menggantungkan semuanya pada pemimpin. Anda
salahkan ketika terjadi banjir, padahal Anda ikut serta membuang sampah
sembarangan, Anda salahkan pemimpin ketika pendidikan negeri ini jalan di
tempat sementara negara lain sudah berlari, padahal Anda tidak mau menuntut
ilmu. Anda salahkan pemimpin ketika terjadi kelaparan, padahal Anda ikut serta
membuang satu butir nasi.
Coba Anda bayangkan
jika setiap orang di negeri ini tak membuang sampah sembarangan. Coba Anda
bayangkan jika setiap orang di negeri ini menyadari akan pentingnya menuntut
ilmu. Coba Anda bayangkan jika semua penduduk negeri ini tidak membuang satu
butir nasi. Akan kita temukan negeri yang bersih, akan kita temukan negeri yang
kaya dengan teknologi, dan tidak akan ada si miskin yang mengencangkan ikat
pinggang karena kelaparan.
Instruksi Pimpinan, tak
perlu Anda mengobral janji yang nantinya malah menjadi boomerang bagi anda. Pro
rakyat, tak perlu menghujat pemimpin ketika kesemrawutan terjadi karena sadar
atau tidak, Anda ikut andil dalam menyelenggarakan kesemrawutan yang ada. Maaf, Anda terlalu banyak bicara.
Lakukan saja tuga Anda, bangsa ini membutuhkan tindakan nyata daripada obralan
tak penting dan sumpah serapah yang tiada gunanya. Intinya adalah mari kita
laksanakan tugas kita masing- masing. Pemimpin silahkan jalankan tugas Anda sebagai
pemimpin untuk mengemban amanah yang telah diberikan oleh rakyat. Untuk semua
yang dipimpin laksanakan kapasitas Anda sebagai yang dipimpin, bersama kita
dukung pemimpin untuk mencapai tujuan bersama
Maaf, untuk para
pemimpin yang senantiasa berusaha untuk menjalakan amanah yang telah diberikan
dengan jujur dan ikhlas. Maaf untuk para rakyat yang masih mempunyai kepedulian
pada bangsa ini. Mari bersama kita lakukan tindakan nyata untuk menuju
Indonesia Jaya.